Pasaman, Sumatera Barat – Insiden keracunan massal menimpa belasan siswa di sebuah sekolah di Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat, pada Kamis (14/2). Para siswa mengalami gejala mual, pusing, dan muntah setelah mengonsumsi nasi goreng yang dibeli di kantin sekolah. Kejadian ini langsung mengundang perhatian pihak sekolah dan Dinas Kesehatan setempat yang segera turun tangan untuk menangani kasus ini.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan saksi dan pihak sekolah, para siswa mulai menunjukkan gejala sekitar satu jam setelah waktu istirahat. Beberapa di antara mereka mengeluhkan sakit perut hebat, mual, dan pusing, yang kemudian disusul oleh muntah-muntah. Melihat kondisi yang semakin memburuk, pihak sekolah segera membawa siswa yang terdampak ke Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.
“Saat jam pelajaran kedua, beberapa siswa mengeluh tidak enak badan. Awalnya kami mengira mereka hanya kelelahan, tetapi setelah banyak yang mengalami gejala serupa, kami langsung menghubungi tenaga medis,” ujar salah satu guru yang enggan disebut namanya.
Total ada 15 siswa yang dilarikan ke Puskesmas dengan gejala yang sama. Setelah mendapatkan perawatan, sebagian besar siswa mulai pulih, meski ada beberapa yang harus menjalani observasi lebih lanjut.
Penyelidikan dan Dugaan Penyebab Keracunan
Dinas Kesehatan Kabupaten Pasaman langsung melakukan investigasi untuk memastikan penyebab kejadian ini. Dugaan sementara mengarah pada nasi goreng yang dikonsumsi oleh sebagian besar korban sebelum mengalami gejala keracunan.
“Kami sudah mengambil sampel makanan dari kantin untuk diuji di laboratorium. Dugaan awal bisa karena bahan makanan yang sudah kedaluwarsa atau terkontaminasi bakteri,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Pasaman, dr. Yuni Astuti.
Pihaknya juga akan memeriksa prosedur kebersihan yang diterapkan oleh kantin sekolah. Selain itu, sampel muntahan siswa juga telah dikirim ke laboratorium untuk memastikan jenis kontaminasi atau zat berbahaya yang menyebabkan keracunan ini.
Tanggapan Pihak Sekolah dan Pemerintah
Menyusul kejadian ini, pihak sekolah menutup sementara kantin hingga hasil uji laboratorium keluar. Kepala sekolah menegaskan bahwa kejadian ini akan menjadi evaluasi penting bagi kebersihan dan kualitas makanan di lingkungan sekolah.
“Kami tidak ingin kejadian serupa terulang. Oleh karena itu, kami akan memperketat pengawasan terhadap kantin sekolah, termasuk memastikan sumber bahan makanan dan cara pengolahannya sesuai standar kebersihan,” kata Kepala Sekolah.
Pemerintah Kabupaten Pasaman juga akan mempertimbangkan kebijakan baru terkait standarisasi kantin sekolah untuk memastikan keamanan pangan bagi siswa.
Pelajaran dari Kasus Keracunan Makanan di Sekolah
Kasus ini menjadi pengingat penting akan pentingnya higienitas dan pengawasan ketat terhadap makanan yang dikonsumsi di sekolah. Tidak hanya pihak sekolah, tetapi juga pengelola kantin dan Dinas Kesehatan harus bekerja sama untuk memastikan bahwa makanan yang dijual benar-benar aman bagi anak-anak.
Para orang tua pun diimbau untuk mengingatkan anak-anak mereka agar lebih berhati-hati dalam memilih makanan, serta segera melapor jika mengalami gejala mencurigakan setelah makan di sekolah.
Sementara itu, pihak berwenang masih menunggu hasil laboratorium untuk memastikan penyebab pasti insiden ini. Jika terbukti ada unsur kelalaian dari pihak kantin, sanksi tegas akan diberikan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Kasus ini menjadi perhatian serius bagi dunia pendidikan dan kesehatan di Indonesia, mengingat insiden serupa pernah terjadi di beberapa daerah sebelumnya. Keamanan pangan di sekolah harus menjadi prioritas agar siswa dapat belajar dengan aman dan sehat tanpa risiko keracunan makanan.