Kesaksian Mengerikan Penumpang Delta Airlines: “Kami Tergantung di Kabin Saat Pesawat Terbalik”

New York, AS – Para penumpang Delta Airlines mengalami peristiwa yang mengerikan setelah pesawat yang mereka tumpangi mengalami insiden tak terduga yang menyebabkan badan pesawat dalam posisi hampir terbalik. Beberapa penumpang bahkan mengaku sempat tergantung di dalam kabin akibat dampak gravitasi yang ekstrem.

Kejadian yang terjadi pada penerbangan Delta Airlines dengan rute dari Atlanta ke Seattle ini langsung menjadi viral setelah sejumlah penumpang membagikan kesaksian mereka di media sosial. Mereka menggambarkan momen penuh ketegangan di mana pesawat tiba-tiba kehilangan kendali dan mengalami kemiringan ekstrem sebelum akhirnya berhasil dikendalikan oleh pilot.

Detik-Detik Mengerikan di Udara

Menurut laporan dari Federal Aviation Administration (FAA), insiden ini terjadi pada ketinggian sekitar 35.000 kaki, ketika pesawat mengalami turbulensi parah yang mengakibatkan perubahan drastis dalam kestabilan penerbangan. Beberapa penumpang yang tidak mengenakan sabuk pengaman sempat terlempar dari kursi mereka, sementara yang lain mendapati diri mereka tergantung dalam posisi nyaris terbalik.

“Kami sedang duduk santai ketika tiba-tiba pesawat terasa seperti jatuh bebas. Orang-orang menjerit, dan saya melihat beberapa penumpang benar-benar melayang ke udara sebelum menabrak langit-langit kabin,” ungkap Mark Stevenson, salah satu penumpang yang mengalami insiden tersebut.

Seorang pramugari yang bertugas di dalam penerbangan itu mengatakan bahwa mereka berusaha menenangkan para penumpang meskipun situasi sangat kacau. “Kami berpegang erat pada kursi dan mencoba memastikan semua penumpang dalam kondisi aman. Ada beberapa orang yang mengalami luka ringan akibat benturan,” ujar pramugari yang tidak ingin disebutkan namanya.

Turbulensi Ekstrem atau Kesalahan Teknis?

Setelah kejadian tersebut, FAA dan National Transportation Safety Board (NTSB) langsung melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab utama insiden ini. Awalnya, dugaan mengarah pada turbulensi udara ekstrem yang sering terjadi di jalur penerbangan tersebut. Namun, sejumlah ahli penerbangan juga tidak menutup kemungkinan adanya faktor teknis yang berkontribusi terhadap insiden ini.

Dr. Richard Hamill, seorang pakar aeronautika dari MIT, menjelaskan bahwa meskipun turbulensi dapat menyebabkan perubahan ketinggian dan kemiringan pesawat, jarang sekali hingga mencapai kondisi nyaris terbalik. “Jika pesawat benar-benar berada dalam posisi hampir terbalik, ada kemungkinan terjadi malfungsi dalam sistem stabilisasi otomatis atau pilot mengalami kesulitan dalam mengendalikan pesawat karena faktor eksternal tertentu,” jelasnya.

Respons Delta Airlines dan Otoritas Penerbangan

Pihak Delta Airlines telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait insiden ini. Mereka memastikan bahwa seluruh penumpang dan kru berhasil mendarat dengan selamat di Seattle setelah pilot berhasil mengendalikan pesawat. “Keselamatan penumpang dan kru kami adalah prioritas utama. Kami telah bekerja sama dengan FAA untuk menyelidiki penyebab insiden ini dan memastikan bahwa kejadian serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang,” demikian pernyataan Delta Airlines.

Sementara itu, FAA juga mengimbau kepada seluruh maskapai untuk meningkatkan prosedur keselamatan dalam menghadapi turbulensi ekstrem. “Kami mengingatkan semua penumpang untuk selalu mengenakan sabuk pengaman saat duduk di kursi mereka, karena turbulensi bisa terjadi secara mendadak dan dalam beberapa kasus bisa menyebabkan cedera serius,” kata juru bicara FAA.

Kesimpulan

Insiden mengerikan yang dialami penumpang Delta Airlines ini kembali menjadi pengingat bahwa perjalanan udara, meskipun dianggap sebagai moda transportasi paling aman, tetap memiliki risiko yang tidak bisa diabaikan. Hingga kini, investigasi masih berlangsung untuk mengungkap penyebab pasti insiden ini.

Bagi para penumpang yang mengalami kejadian tersebut, peristiwa itu akan selalu membekas sebagai pengalaman yang tidak akan pernah mereka lupakan—sebuah momen ketika mereka benar-benar merasa tergantung antara hidup dan mati di udara.