BMKG Peringatkan Risiko Tsunami di Kulonprogo Saat Libur Lebaran 2025: Wisatawan Diminta Waspada

Kulonprogo, Yogyakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi tsunami di wilayah pesisir Kulonprogo, Yogyakarta, terutama saat periode libur Lebaran 2025. Peringatan ini diberikan berdasarkan hasil pemantauan aktivitas seismik dan analisis potensi gempa megathrust yang dapat memicu tsunami di pesisir selatan Jawa.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam keterangannya menegaskan bahwa masyarakat, terutama wisatawan yang berencana berkunjung ke kawasan pantai, harus meningkatkan kewaspadaan.

“Kami ingin mengingatkan masyarakat bahwa kawasan pesisir selatan Jawa, termasuk Kulonprogo, memiliki potensi ancaman tsunami akibat aktivitas tektonik di zona subduksi Samudra Hindia. Oleh karena itu, sangat penting bagi masyarakat dan wisatawan untuk memahami langkah mitigasi dan mengikuti arahan dari pihak berwenang,” ujar Dwikorita.

Hasil Pemantauan BMKG dan Potensi Ancaman Tsunami

BMKG menjelaskan bahwa kawasan subduksi megathrust di selatan Jawa memiliki potensi gempa berkekuatan tinggi, yang berisiko menimbulkan tsunami jika terjadi pelepasan energi secara tiba-tiba. Dalam beberapa bulan terakhir, BMKG mencatat adanya peningkatan aktivitas seismik di sepanjang zona tersebut.

Meski belum dapat diprediksi kapan gempa besar terjadi, BMKG menegaskan bahwa kesadaran dan kesiapsiagaan sangat diperlukan. Beberapa faktor yang berpotensi meningkatkan risiko tsunami di kawasan pesisir Kulonprogo meliputi:

  • Aktivitas tektonik di lempeng Indo-Australia yang terus bergerak terhadap lempeng Eurasia.
  • Kondisi garis pantai yang relatif landai, membuat gelombang tsunami dapat menjangkau daratan dengan cepat.
  • Minimnya jalur evakuasi di beberapa wilayah pantai yang kerap menjadi destinasi wisata.

Imbauan BMKG bagi Wisatawan dan Warga Lokal

Karena peringatan ini bertepatan dengan periode libur Lebaran 2025, di mana banyak wisatawan diperkirakan akan memadati pantai-pantai di Kulonprogo seperti Pantai Glagah, Pantai Congot, dan Pantai Trisik, BMKG memberikan beberapa imbauan penting:

  1. Perhatikan peringatan dari BMKG dan pihak berwenang. Jika terdapat peringatan dini tsunami, segera lakukan evakuasi ke tempat yang lebih tinggi.
  2. Hindari berada di pantai dalam waktu lama, terutama jika terjadi gempa bumi yang terasa signifikan. Jika merasakan gempa lebih dari 20 detik, segera menjauhi pantai tanpa menunggu peringatan lebih lanjut.
  3. Kenali jalur evakuasi dan titik aman di sekitar kawasan wisata.
  4. Ikuti perkembangan informasi cuaca dan gempa melalui kanal resmi BMKG, seperti aplikasi mobile dan media sosial.

Kesiapan Pemerintah Daerah dan Upaya Mitigasi

Pemerintah Kabupaten Kulonprogo bersama BPBD DIY telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi guna mengantisipasi kemungkinan terburuk. Kepala BPBD Kulonprogo, Bambang Supriyadi, menyatakan bahwa pihaknya telah melakukan simulasi evakuasi bencana di beberapa titik wisata pantai dan memperkuat koordinasi dengan petugas SAR serta relawan setempat.

“Kami telah memasang rambu-rambu jalur evakuasi di beberapa pantai wisata, serta menyiapkan lokasi pengungsian sementara. Kami juga akan mengerahkan petugas untuk berjaga selama libur Lebaran, guna memastikan wisatawan mendapatkan informasi yang akurat dan dapat bertindak cepat jika terjadi situasi darurat,” kata Bambang.

Selain itu, BPBD juga mengajak warga sekitar untuk berpartisipasi aktif dalam simulasi bencana, agar lebih siap menghadapi kemungkinan tsunami.

Kesimpulan

Meskipun belum ada kepastian kapan dan apakah tsunami akan terjadi, BMKG tetap mengingatkan pentingnya kesiapsiagaan, terutama bagi wisatawan yang akan berlibur di kawasan pesisir Kulonprogo. Pemerintah daerah dan pihak berwenang juga telah melakukan berbagai langkah antisipasi untuk mengurangi dampak jika bencana benar-benar terjadi.

Bagi wisatawan yang tetap ingin menikmati liburan di pantai selatan Jawa, disarankan untuk selalu waspada dan mengikuti arahan dari petugas demi keselamatan bersama.