Rusia Luncurkan Rudal Balistik ke Kyiv, Ukraina Klaim Berhasil Tangkal Serangan Besar-besaran

Kyiv, Ukraina – Situasi perang antara Rusia dan Ukraina semakin memanas setelah Rusia meluncurkan serangan rudal balistik ke ibu kota Ukraina, Kyiv, pada Selasa (13/2) dini hari waktu setempat. Serangan ini merupakan bagian dari eskalasi terbaru dalam konflik yang telah berlangsung hampir dua tahun sejak invasi Rusia dimulai pada Februari 2022.

Menurut laporan dari Angkatan Udara Ukraina, sistem pertahanan udara mereka berhasil mencegat sebagian besar rudal yang ditembakkan Rusia. Namun, beberapa rudal dilaporkan jatuh di wilayah permukiman, menyebabkan korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Serangan Rudal Rusia dan Respons Pertahanan Ukraina

Kementerian Pertahanan Ukraina menyebut bahwa Rusia menembakkan sedikitnya 6 rudal balistik hipersonik Kinzhal dan beberapa rudal jelajah Kalibr yang berasal dari kapal perang di Laut Hitam.

“Sebagian besar rudal berhasil kami tembak jatuh dengan sistem pertahanan udara Patriot dan NASAMS yang disediakan oleh sekutu Barat,” ujar Juru Bicara Angkatan Udara Ukraina, Yuriy Ihnat.

Meski demikian, beberapa rudal berhasil mencapai targetnya, menyebabkan ledakan besar di distrik Darnytskyi dan Holosiivskyi di Kyiv. Laporan awal menyebutkan bahwa serangan ini menyebabkan sedikitnya 10 korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy dalam pernyataannya mengecam keras serangan ini dan menyebut bahwa Rusia semakin membabi buta dalam menargetkan wilayah sipil.

“Putin dan tentaranya terus melakukan teror terhadap warga sipil. Dunia tidak boleh tinggal diam melihat kejahatan ini,” tegas Zelenskyy.

Dugaan Motif Rusia: Tekanan Strategis atau Balasan terhadap Serangan Ukraina?

Beberapa analis militer menilai bahwa serangan rudal ini merupakan respons Rusia terhadap peningkatan serangan Ukraina di wilayah perbatasan Rusia dan Krimea. Dalam beberapa pekan terakhir, pasukan Ukraina dilaporkan telah menggunakan drone dan rudal jarak jauh untuk menyerang infrastruktur militer Rusia di Belgorod dan Sevastopol.

Selain itu, serangan ini diduga juga bertujuan untuk menekan Ukraina menjelang kemungkinan negosiasi damai yang difasilitasi oleh negara-negara Barat. Rusia mungkin berusaha menunjukkan kekuatan militernya agar dapat menegosiasikan posisi lebih menguntungkan dalam perundingan.

Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia dalam pernyataan resminya tidak memberikan rincian terkait serangan ke Kyiv, tetapi mengklaim bahwa semua target militer Ukraina yang ditetapkan telah dihancurkan dengan sukses.

Dampak Internasional: Barat Kecam Serangan, NATO Pertimbangkan Bantuan Tambahan

Serangan ini langsung mendapat kecaman keras dari berbagai negara Barat, terutama dari Amerika Serikat, Inggris, dan Uni Eropa. Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, menyebut serangan ini sebagai bukti kebrutalan Rusia yang terus mengabaikan hukum internasional.

“Kami akan terus mendukung Ukraina dalam mempertahankan diri dari agresi Rusia,” tegas Blinken dalam konferensi pers di Washington, D.C.

Sementara itu, NATO disebut tengah mempertimbangkan untuk mengirimkan bantuan pertahanan udara tambahan ke Ukraina. Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, mengatakan bahwa aliansi militer Barat akan terus memantau situasi dan meningkatkan koordinasi untuk memastikan keamanan Ukraina dan stabilitas kawasan Eropa Timur.

Di sisi lain, Rusia memperingatkan bahwa pengiriman senjata tambahan ke Ukraina hanya akan memperpanjang konflik dan meningkatkan risiko eskalasi lebih lanjut.

Kesimpulan

Serangan rudal balistik Rusia ke Kyiv menunjukkan eskalasi terbaru dalam perang yang masih jauh dari kata usai. Meskipun Ukraina mengklaim mampu menahan sebagian besar serangan, korban sipil tetap berjatuhan, menunjukkan betapa rentannya situasi di lapangan.

Dengan meningkatnya tekanan dari Barat dan tanggapan keras dari Rusia, dunia kini menghadapi pertanyaan besar: Apakah perang ini akan terus berlanjut dengan intensitas yang semakin meningkat, ataukah ada jalan menuju perundingan damai?