Jakarta – Kementerian Komunikasi Digital dan Informatika (Komdigi) mengumumkan target ambisius untuk menghadirkan layanan internet berkecepatan 100 Mbps dengan harga terjangkau, sekitar Rp100 ribuan per bulan, yang ditargetkan dapat dinikmati masyarakat pada tahun 2025. Inisiatif ini bertujuan untuk mempercepat transformasi digital di Indonesia, memperluas akses internet berkualitas, serta meningkatkan daya saing digital nasional.
Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah dalam menyediakan akses internet yang cepat dan merata, terutama bagi wilayah urban maupun daerah pelosok yang masih mengalami keterbatasan jaringan berkualitas tinggi.
Visi Komdigi: Internet Cepat dan Murah untuk Semua
Dalam konferensi pers yang digelar pada Senin (12/2), Menteri Komunikasi Digital dan Informatika, Andi Hartanto, menyatakan bahwa pemerintah saat ini sedang bekerja sama dengan operator telekomunikasi, penyedia layanan internet (ISP), serta perusahaan teknologi global untuk merealisasikan proyek ini.
“Kami ingin memastikan bahwa masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses internet berkecepatan tinggi dengan harga yang terjangkau. Ini bukan hanya soal hiburan, tetapi juga mendukung perkembangan ekonomi digital, pendidikan, dan industri kreatif,” ujar Andi.
Ia juga menambahkan bahwa saat ini biaya langganan internet broadband di Indonesia masih tergolong mahal dibandingkan dengan beberapa negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand. Oleh karena itu, pemerintah mendorong kebijakan yang memungkinkan operator menekan harga layanan tanpa mengorbankan kualitas.
Strategi Pemerintah: Infrastruktur dan Subsidi Silang
Untuk mencapai target ini, Komdigi telah menyusun beberapa strategi utama, di antaranya:
✅ Peningkatan Infrastruktur Fiber Optik – Pemerintah bekerja sama dengan BUMN telekomunikasi dan swasta untuk memperluas jaringan fiber optik hingga ke daerah pelosok. Saat ini, proyek Palapa Ring telah menghubungkan berbagai wilayah, namun masih perlu diperkuat agar kapasitas internet lebih stabil dan cepat.
✅ Pemanfaatan Jaringan 5G dan Satelit – Selain fiber optik, Indonesia juga akan memanfaatkan teknologi 5G serta satelit broadband, seperti SATRIA-1, untuk menyediakan internet kecepatan tinggi di daerah terpencil.
✅ Model Subsidi Silang – Pemerintah mempertimbangkan skema subsidi silang dengan memberikan insentif bagi penyedia layanan internet agar bisa menawarkan paket murah tanpa merugi. Model ini telah diterapkan di beberapa negara dan terbukti efektif.
✅ Regulasi Harga dan Kompetisi Sehat – Pemerintah juga akan meninjau ulang regulasi terkait tarif internet guna menciptakan kompetisi sehat di antara ISP. Dengan semakin banyaknya pemain yang berlomba-lomba menawarkan harga terbaik, diharapkan masyarakat bisa menikmati internet cepat dengan harga yang lebih terjangkau.
Tantangan: Infrastruktur dan Biaya Operasional
Meski ambisius, target ini tentu bukan tanpa tantangan. Beberapa hambatan utama yang masih perlu diatasi antara lain:
🚧 Biaya Infrastruktur yang Besar – Pembangunan jaringan fiber optik dan infrastruktur pendukung lainnya memerlukan investasi yang besar, terutama di wilayah Indonesia Timur dan daerah terpencil yang sulit dijangkau.
🚧 Keberlanjutan Model Bisnis – Dengan harga langganan Rp100 ribuan per bulan, apakah ISP bisa tetap menjaga kualitas layanan dan memperoleh keuntungan? Ini menjadi tantangan besar yang harus dipecahkan melalui efisiensi operasional dan strategi subsidi silang.
🚧 Distribusi dan Ketersediaan – Meskipun targetnya mencakup seluruh Indonesia, ada kemungkinan bahwa akses internet murah ini tidak akan langsung tersedia secara merata di seluruh daerah pada 2025, melainkan bertahap sesuai dengan kesiapan infrastruktur.
Kapan Masyarakat Bisa Menikmati Internet 100 Mbps Murah?
Menurut Komdigi, uji coba layanan ini akan dimulai pada pertengahan 2025 di beberapa kota besar, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan, sebelum diperluas ke kota-kota lainnya.
“Kami optimis bahwa pada akhir 2025, sebagian besar masyarakat Indonesia sudah bisa menikmati internet cepat dengan harga yang lebih terjangkau. Ini akan menjadi lompatan besar bagi ekosistem digital kita,” ungkap Andi.
Sementara itu, beberapa ISP besar di Indonesia seperti Indihome, Biznet, First Media, dan MyRepublic dikabarkan telah menjalin komunikasi dengan pemerintah untuk mendukung proyek ini.
Kesimpulan: Internet Cepat dan Murah, Siapkah Indonesia?
Jika rencana ini terealisasi, Indonesia akan mengalami lompatan besar dalam transformasi digital. Dengan harga internet yang lebih terjangkau, masyarakat dapat menikmati akses informasi yang lebih luas, peningkatan kualitas pendidikan daring, pertumbuhan UMKM digital, hingga mendukung ekonomi kreatif seperti streaming dan e-sports.
Kini, tinggal menunggu bagaimana pemerintah dan operator telekomunikasi bekerja sama dalam merealisasikan proyek ini. Apakah pada 2025 benar-benar semua orang bisa menikmati internet 100 Mbps dengan harga Rp100 ribuan? Kita nantikan perkembangannya. 🚀